
Susi Susanti meminta upaya semua pihak berpartisipasi dalam upaya membangkitkan kembali prestasi bulutangkis Indonesia. Pekerjaan itu disebutnya tak bisa hanya diserahkan pada PBSI.
Regenerasi pemain disebut Susi Susanti sebagai hal yang mendesak untuk dilakukan. Kegagalan Indonesia di Piala Thomas-Uber dan berlanjut dengan terhentinya tradisi emas Olimpiade menunjukkan hal pentingnya untuk segera melakukan peremajaan.
Dibanding beberapa negara lain, terlebih China, regenerasi bulutangkis di Indonesia terbilang sangat lambat, kalau tak mau dibilang mandek. Tak ada pemain muda muncul, sementara pengisi skuat di berbagai turnamen adalah nama-nama lama.
"Regenerasi harus lebih baik lagi. Jangan sampai regenerasi terputus. Masalah ini jangan diserahkan ke PBSI sendiri, tapi juga pemerintah, swasta. Bulutangkis k
an milik bangsa, milik rakyat. Ini adalah kebanggaan kita,"
Namun begitu Susi Susanti mengingatkan agar pembinaan pemain tidak hanya diserahkan pada PBSI. Dengan butuh dana besar untuk membibit pemain, seluruh pihak disebutnya harus berperan serta.
"Inilah yang kita punya saat ini. Kita nggak boleh berhenti di sini. Di mana kekurangannya, harus kita cari. Kita harus bergandengan tangan, saling mendukung. Jauhkan pemikiran negatif. Harus saling memberi masukan. Jangan saling menjatuhkan," lanjut dia.
Peraih medali emas pertama untuk Indonesia itu juga berharap kritik yang datang buat pebulutangkis Indonesia adalah kritik yang membangun. Selain itu, untuk kembali menjadi salah satu kekuatan dunia, disebutnya tak bisa didapat dalam waktu singkat.
"Ini pasti butuh proses, butuh investasi. Ayo kritik, tapi kritik membangun. Ini memang butuh dukungan dan investasi besar," lugasnya.
Related Post:
Widget by [ Iptek-4u ]
0 komentar:
Posting Komentar