Profile Facebook Twitter My Space Friendster Friendfeed You Tube
Kompas Tempo Detiknews
Google Yahoo MSN
Blue Sky Simple News Simple News R.1 Simple News R.2 Simple News R.3 Simple News R.4

met

Selamet Dateng di semapoet.blogspot.com .>>>>>>>>>>>>>> jangan lupa komen yaaaaa >>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>> enjoy aja !!!!

TV ONLINE

Minggu, 14 Oktober 2012

[Travelista] Pasar-pasar Wisata Kota Yogyakarta


Pasar-pasar Wisata Kota Yogyakarta

Pemerintah Yogyakarta dapat dikatakan berhasil dalam mengembangkan potensi-potensi wisata yang belum optimal. Hal ini terbukti dari munculnya tempat-tempat wisata baru yang dapat memberikan alternatif pilihan lokasi wisata bagi para wisatawan yang hendak berkunjung ke Yogyakarta. lokasi wisata baru ini, didesain sedemikian menarik serta dikelola secara terpadu agar dapat meningkatkan daya tarik wisata. Mulai dari pembangunan sarana dan prasarana penunjang, peningkatan kualitas akses menuju lokasi, perawatan lokasi wisata, hingga penambahan antraksi-atraksi wisata sekunder. Hal ini bertujuan untuk memberikan kenyamanan, serta dapat meninggalkan kesan di hati para pengunjung Daerah Istimewa Yogyakarta.
Pasar tradisional merupakan salah satu atraksi wisata yang diusung Pemerintah Yogyakarta sebagai salah satu wisata budaya dan wisata minat khusus. Terdapat tiga pasar tradisional yang dikembangkan menjadi tempat wisata, yakni Pasar Beringharjo, Pasar Klithikan Pakuncen, dan Pasar Satwa dan Tanaman Hias Yogyakarta (PASTY). Berikut ketiga pasar tersebut :

1. Pasar Beringharjo
Pasar khusus batik
Spoiler for pict pasar bringharjo
Pasar yang terletak di pusat kota Yogyakarta tepatnya di Jl. Jend A Yani ini, masih termasuk kedalam kawasan wisata malioboro. Pasar yang telah berdiri sejak zaman kerajaan ini merupakan pasar tradisional yang dikelola secara modern. Hal ini terlihat dengan kondisi pasar yang bersih, aman, nyaman, serta bersabat. Walaupun dikelola secara modern, hal tersebut tidak menghilangkan nilai-nilai kearifan local masyarakat Yogyakarta. Suasana pasar yang kental akan budaya Jawa, mulai dari penggunaan bahasa sampai pakaian yang digunakan merupakan asli budaya Jawa. Dari segi arsitektur Pasar Beringharjo merupakan gabungan antara arsitektur Belanda dan budaya jawa, hal ini memberikan kesan klasik pada setiap sudut bangunannya. Pasar yang telah berumur ratusan tahun ini tidak terlepas dari sejarah perkembangan Kota Yogyakarta hingga seperti sekarang ini.

Quote:
Sejarah Pasar Beringharjo
Pembangunan pasar beringharjo merupakan salah satu bagian dari rancang bangun tata kota Kesultanan Ngayugyokarto Hardiningrat, yang biasa disebut pola catur tunggal dengan cakupan empat hal, yakni keraton sebagai pusat pemerintahan, alun-alun sebagai ruang public, mesjid sebagai tempat ibadah, dan pasar sebagai pusat transaksi ekonomi. Secara penempatan, pasar beringharjo berada di bagian luar bangunan Kraton Yogyakarta (njobo keraton), tepatnya di utara Alun-alun Utara.

Pada mulanya, wilayah Pasar Beringharjo, merupakan hutan beringin. Tak lama setelah berdiinya Kesultanan Ngayugyokarto Hardiningrat, tepatnya tahun 1758 M, wilayah ini kemudian dijadikan tempat transaksi ekonomi oleh warga Yogyakarta dan sekitarnya. Ratusan tahun kemudian Keraton Yogyakarta memandang perlu dibangun pasar yang lebih representative. Oleh sebab itu, pada 24 Maret 1925, Nederlandsch Indisch Beton Maatschappij (Perusahaan Beton Belanda), ditugaskan membangun los-los pasar. Pada akhir Agustus 1925, 11 kios telah terseleseikan dan yang lainnya menyusul secara bertahap.

Nama Beringharjo sendiri baru diberikan setelah bertahtanya Sri Sultan Hamengku Buwono VIII pada tanggal 24 Maret 1925. Berliau memerintahkan agar semua instansi di bawah naungan Kesultanan Ngayugyokarto Hardiningrat menggunakan Bahasa Jawa. Digunakanlah nama Beringharjo, artinya wilayah yang semula hutan beringin (bering) diharapkan dapat memberikan kesejahteraan (harjo). Nama Beringharjo dinilai tepat karena lokasi pasar merupakan bekas hutan beringin dan pohon beringin merupakan lambing kebesaran dan pengayoman bagi banyak orang.

sumber:jogjatrip
Pasar Beringharjo menawarkan produk batik kualitas tinggi dengan harga miring, mulai dari pakaian, seprei, bed cover, tirai, cover laptop, hingga berbagai macam aksesoris semua dengan motif batik. Oleh karena itu Pasar Beringharjo menjadi salah satu tujuan wisatawan luar maupun wisatawan domestic untuk berburu batik, cinderamata dan oleh-oleh khas kota jogja. Tidak hanya itu, pasar beringharjo juga menyediakan barang keperluan sehari-hari layaknya pasar-pasar pada umumnya.
Spoiler for pict pasar bringharjo
Spoiler for pict pasar bringharjo
Ada beberapa tips ketika berkunjung ke Pasar Beringharjo. Pertama, apabila akan berbelanja batik dengan harga yang lebih murah usahakan jangan pada saat hari libur. Menurut penuturan rekan saya yang asli jogja dan sering berbelanja di Pasar Beringharjo, harga batik pada hari libur lebih mahal dari pada harga batik dihari biasa. Kedua, pada saat menawar harga, mulailah dengan menawar sepertiga atau setengah dari harga yang ditawarkan penjual. Misalnya harga pakaian batik 30.000 anda tawar 10.000 atau 15.000, dan apabila dirasa harga masih kurang cocok, lebih baik mencari di kios/penjual batik yang lain. Ketiga apabila hendak membeli batik disarankan untuk berbelanja dengan saudara, rekan, atau kenalan asli orang jogja atau telah lama tinggal di jogja, hal ini terkait proses tawar menawar harga, apabila menawar dengan bahasa jawa biasanya mendapat harga yang lebih murah
Spoiler for pict pasar beringharjo
Spoiler for pict pasar beringharjo
Spoiler for pict pasar beringharjo

2.Pasar Klithikan Pakuncen
pasar khusus barang bekas dan unik
Spoiler for pict pasar klithikan
Bagi orang yang hobi mengoleksi barang-barang antik dan unik, Pasar Klithikan adalah tempat yang paling cocok untuk melengkapi koleksi yang kurang. Pasar Klithikan merupakan tempat transaksi barang-barang antik dan barang-barang bekas masyarakat Yogyakarta dan sekitarnya. selain itu Pasar Klithikan juga terkenal sebagai pasar serba ada, mulai dari pakaian, sepatu, onderdil motor, handphone, botol minuman, keris, sampai peralatan militer ada di Pasar Klithikan. Oleh karena itu, pemerintah Kota Yogyakarta menjadikan Pasar Klithikan penjadi salah satu lokasi wisata budaya yang dapat menarik wisatawan, baik wisatawan local maupun wisatawan mancanegara. Pasar Klithikan dikelola dengan sangat baik, sehingga dapat menambah nilai jual sebagai salah satu objek wisata budaya di Yogyakarta. 

Quote:
Sejarah Pasar Klithikan
Bila menarik dari sejarahnya, tidak diketahui secara pasti kapan pertama kali pedagang barang-barang bekas ini ada, namun banyak yang menduka pasar ini muncul disekitar tahun 1960-an tatkala ekonomi Indonesia terpuruk. Walau telah pulih dari keterpurukan ekonomi, keberadaan pasarini terlanjur menjadi tradisi bagi warga jogja, sehingga sehingga ia bertahan dalam bentuknya yang asli hingga menjelang tahun 2000. Wujud asli Pasar Klitikan adalah pasar yang dahulu terkenal dengan nama pasar senthir, atau pasar yang baru bukasetelah jam delapan malam dan berakhir menjelang tengah malam. Disebut pasar sentir karenapara penjual berada dil halaman toko-toko yang telah tutup dan biasanya gelap. Mereka menggelar barang dagangan dengan lapak beralas kain, terpal plastic, atau tikar seadanyadengan senthir atau lampu teplok (lampu minyak) sebagai penerang.

Kala itu, dengan penerangan dan penyajian ala kadarnya, ditambah karakter pengunjung Pasar Senthir yang senang mencari barang idaman dengan cara kasak-kusuk, maka pasar ini pun disebut Pasar Klithikan. Ada dua pendapat mengenai makna nama klitikhan ini, pertama, Prawiroatmojo (dalam Taniardi, 2009)mengatakan bahwa asal muasal nama klithik (Jawa) berarti suara klithik yang timbul dari uang logam (koin) atau benda yang terbuat dari logamberukuran kecil yang jatuh. Kedua, Partaatmaja (dalam Taniardi, 2009) memaknai klithik dari asal lata klitih (Jawa) yang mencari sesuatu hingga kemana-mana.

Dalam perkembangannya, pasar klitikan yang telah menjadi tradisi dan dianggap menjadi salah satu potensi wisatadi Yogyakarta, ini ditetapkan sebagai salah satu aktivitas warisan budaya yang pantas dijaga keutuhannya. Untuk itu pihak Balai Arkeologi Yogyakarta bersama Pemerintah Kota Yogyakarta berupaya merumuskan model pelestariandengan jalan menerapkan system manajemen pelestarian warisan cagar budaya dari UNESCO (Taniardi, 2009)
sumber : jogjatrip
  #2
carezaime [$]
Kaskus Donator

carezaime's Avatar

UserID:1257248
Join Date: Dec 2009
Posts: 173
carezaime tidak memiliki reputasi
Pasar yang berlokasi di jalan H. O. S. Cokroaminoto, Kecamatan Kuncen Yogyakarta, merupakan relokasi Pasar Klithikan yang sebelumnya terletak di tiga lokasi yaitu di Jalan Mangkubumi (selatan tugu jogja), jalan Asam Gede, dan Alun-alun Kidul. Relokasi yang dilakukan pemerintah bukan hanya untuk sekedar menertibkan para pedagang kaki lima, tetapi untuk memudahkan para pembeli mencari barang antic apabila para pedagang tersebut terpusat pada satu lokasi. Selain itu relokasi ini juga merupakan salah satu tujuan tata ruang kota agar menjadi lebih baik dan nyaman.
Spoiler for pict pasar klithikan
Pasar Klithikan memiliki sarana prasarana pendukung seperti pusat informasi pasar, yang dapat membantu dalam pencarian barang antic yang diinginkan. Selain itu pasar ini memiliki lahan parker yang luas, toilet dan mushola. Pasar Klithikan terdiri dari dua lantai utama. Lantai dasar merupakan pusat perdagangan barang antic, unik dan barang bekas. Sedangkan untuk lantai dua digunakan khusus untuk transaksi handphone dan barang elektronik lannya.
[/spoiler]
Spoiler for pict pasar klithikan
Spoiler for pict oasar klithikan
Spoiler for pict lainnya
Spoiler for pict pasar klithikan
Spoiler for pict pasar klithikan
Spoiler for pict pasar klithikan
Spoiler for pict pasar klithikan
Spoiler for pict pasar klithikan
Spoiler for pict pasar klithikan
Spoiler for pict pasar klithikan
Spoiler for pict pasar klithikan
Spoiler for pict pasar klithikan


3. PAsar Satwa + Tanaman hias Yogyakarta(PASTY)
Pasar khusus hewan peliharaan dan tanaman hias

Pasar Satwa dan Tanaman Hias Yogyakarta (PASTY) merupakan surga bagi para pecinta hewan peliharaan dan tanaman hias masyarkat Yogyakarta dan sekitarnya. Pasar yang bertempat di Jl. Bantul Km. 1 Dongkelan ini, merupakan hasil relokasi dari Pasar Burung Ngasem (sekitar kawasan Keraton Yogyakarta). Pasar ini merupakan salah satu incaran wisatawan untuk membeli binatang peliharaan ataupun hanya sekedar mengambil gambar tingkah laku hewan-hewan peliharaan yang unik dan lucu. selain itu terdapat berbagai macam jenis tanaman hias yang indah, mulai dari berbagai macam bunga, bonsai, dan tanaman-tanaman lain yang dapat memberikan keindahan di pekarangan rumah.
Pasar ini telah menjadi simbol masyarakat Yogyakarta. pasar yang sudah ada sejak Kasultanan Ngayujokarto Hardiningrat ini memliki nilai budaya serta nilai sejarah tinggi bagi perkembangan Kota Yogyakarta . Berikut merupakan sejarah pasar burung yang semula berlokasi di Ngasem hingga saat ini.
Quote:
sejarah PASTY
Berdasarkan sejarah yang berlaku dimasa lampau, seorang pria jawa akan disebut ksatria yang parpurna jika dia telah memiliki 5 hal utama dalam hidupnya, yakni wisma (rumah), wanita (istri), turangga (kuda), curiga (keris atau senjata), dan kukila (burung peliharaan). Atas dasar itulah mengapa burung peliharaan menjadi sesuatu yang penting bagi masyarakat Jawa. Memelihara burung tidak hanya menjadi klangenan (hobi) semata, melainkan sebuah prestise tersendiri yang menunjukan kelas sosial dalam masyarakat.

Di Yogyakarta sendiri ada satu pasar burungyang sangat legendaries dan sudah sangat terkenal bahkan sampai mancanegara, pasar burung tersebut dikenal dengan nama Pasar Ngasem. Sejauh ini ada dua versi sejarah mengenai awal mula Pasar Ngasem. Versi pertama menyebutkan bahwa Pasar Ngasem mulai berkembang menjelang tahun 1960. Tepatnya sejak pedagang burung dari Pasar Beringharjo dipindahkan ke Ngasem. Sedangkan versi kedua menyebutkan bahwa Pasar burung Ngasem sudah ada sejak dua abad yang lalu. Hal ini diperkuat dengan adanya foto tahun 1809 berjudul “Djogdja Tempo Doeloe´yang memperlihatkan kegiatan perdagangan burung di Ngasem.
Spoiler for ngasem tempo dulu

Terlepas dari kebenaran sejarah yang disebutkan di atas, pasar burung ngasem memiliki tempat tersendiri di hati masyarakat Yogyakarta. Pasar ini menjadi salah satu landmark Kota Yogyakarta dan kebernadaannya telah melegenda. Selama berpuluh-puluh tahun pedagang melakukan aktifitas jual beli di kawasan jeron beteng tersebut. Namun seiring upaya penataan Kota Yogyakarta, pemerintah Kota Yogyakarta merelokasi semua penjual hewan di Pasar Burung Ngasem ke Bursa Argo Jogja (BAI). Pada tanggal 22 Maret 2010, boyongan pedagang yang dikonsp dalam bentuk kirab budaya pun dilakukan. Semua pedagang hewan yang ada di Ngasem dipindahkan ke BAI Dongkelan.

Tempat yang dulunya bursa tanaman hias, kini akhirnya bertambah dengan pedagang burung, dan berganti nama menjadi Pasar Satwa dan Tanaman Hias Yogyakarta (PASTY). Pasar burung dan tanaman hias yang dikonsep taman ini, juga dicanangkan sebagai salah satu objek wisata minat khusus di Yogyakarta.
Sumber : Jogjatrip
Pasar PASTY merupakan pasar sering dikunjungi oleh wisatawan, baik wisatawan lokal maupun wisatawan manca negara. Dalam Upaya untuk menambah dayatarik wisata, pasar ini dikelola dengan sangat baik. Terbukti dengan kondisi serta suasana yang nyaman dan bersih. Hal ini sangat penting karena selain menjadi transaksi jual beli, pasar ini juga dijadikan sebagai salah satu tempat wisata minat khusus unggulan Kota Yogyakarta. selain itu terdapat sarana dan prasarana lain guna menunjang kegiatan wisata serta transaksi ekonomi di PASTY, antara lain tempat parkir yang luas, toilet, mushola, food court, juga terdapat keran air yang bisa langsung diminum.
Spoiler for pict hewan
Spoiler for dringking water

PASTY terbagi menjadi dua zona berbeda, yakni zona hewan peliharaan dan zona tanaman hias.

Zona Hewan
Spoiler for zona hewan
Di zona hewan, terdapat berbagai macam hewan peliharaan yang dijual. Mulai dari berbagai jenis burung, seperti burung nuri, anis, parkit, love bird, beo, kaka tua, cucak rowo, burung hantu, burung gagak dan berbagai jenis burung kicau maupun burung hias lainnya ada di pasar ini. Selain burung, PASTY juga menjual hewan peliharaan lain seperti ikan hias, berbagai macam unggas, seperti ayam katte, ayam hutan, ayam bekisar, dll. Hewan-hewan lucu seperti kucing, anjing, hamster, kelinci, berbagai jenis juga ada di PASTY. Tidak berhenti sampai disitu, pasar ini juga menjual hewan-hewan reptile seperti ular, kadal, iguana, biyawak dll. Dan yang pasti masih banyak jenis-jenis hewan lain yang dapat dijadikan sebagai hewan peliharaan, selain itu, PASTY menyediakan pakan dari hewan-hewan peliharaan, seperti pakan burung, pakan unggas, dan pakan hewan lainnya..
Spoiler for pict hewan
Spoiler for pict hewan
Spoiler for pict hewan
Spoiler for pict hewan
Spoiler for pict lainnya
Spoiler for pict hewan
Spoiler for pict hewan
Spoiler for pict hewan
Spoiler for pict hewan
Spoiler for pict hewan
Spoiler for pict hewan
Spoiler for pict hewan


Zona Tanaman Hias
Spoiler for zona tanaman hias

Di zona tanaman hias, menyediakan berbagai tanaman hias untuk mempercantik pekarangan rumah. Aneka anggrek, bonsai berbagai ukuran, bunga berwarna-warni, dan berbagai macam tanaman hijau yang segar di mata. Di pasar tanaman ini juga dijual berbagai jenis media tanam, mulai dari pot, tanah dan sebagainya.
Spoiler for pict tanaman hias
Spoiler for pict tanaman hias
Spoiler for pict tanaman hias
Spoiler for pict tanaman hias
Spoiler for pict tanaman hias
Spoiler for pict tanaman hias


Ketika Berkunjung ke Yogyakarta jangan lupa untuk meluangkan waktu berkunjung ke pasar-pasar wisata diatas. 

Related Post:

Widget by [ Iptek-4u ]

0 komentar:

Posting Komentar

Popular Posts

iklan bar bawah

 
Copyright © 2010 - All right reserved | Template design by Mas-Kas | Published by Templates Blog Gratis
Proudly powered by Blogger.com